Description
Novel ini berisi paparan tafsir tentang hidup yang ‘kebetulan’ dialami oleh seseorang bernama Karna. Sebuah kisah perjalanan dalam mempertanyakan identitas dan darma apa yang harus dilakukan oleh seorang manusia di muka bumi. Jika dalam wayang kulit Jawa, kisah riwayat hidup (dari sejak lahir hingga meninggal)–seperti kisah dalam buku ini–disebut kisah banjaran.
Maka dapat dikatakan bila buku ini memuat kisah banjaran Karna, tentang Karna yang harus menjalani kehidupannya, begitu saja.
Dia seperti hanyut di sebuah aliran kehidupan, yang bernama nasib.
Namun, Karna bukan sekadar hanyut. Dia dengan keras berjuang mencari identitas dirinya lewat berbagai peristiwa.
Dia dihantam kenyataan pahit bertubi-tubi, tetapi tak patah.
Pada akhirnya dia merasakan bahwa cintalah yang selama ini dicarinya, dan sesungguhnya, sejak tangis pertamanya pecah, dia sudah dilingkupi cinta yang utuh. Hingga kematian menjemputnya Karna bergelimang cinta dengan segala keagungannya.
***
“Sebagaimana hidup Karno yang memang tidak mudah saya pahami—dengan karakternya yang keras, karena ada semacam kemarahan yang terpendam—, saya harus menghentikan alur kisahnya di satu titik.
“Tentu novel ini hanyalah dongeng, bukan biografi. Sumber yang saya gunakan umumnya adalah pementasan wayang kulit, baik yang saya ikuti di radio maupun pementasan langsung. Jadi, ya, memang semata-mata bukan tentang kisah hidup Karno, karena bisa jadi, itu juga semacam proyeksi saya tentang lakon hidup manusia—yang kebetulan bernama Karno.”
Yanusa Nugroho–